Persatuan dan kesatuan mulai pudar, mengapa..?
Pudarnya
Persatuan dan Kesatuan INDONESIA
Dahulu kita terjajah selama
dua setengah abad oleh belanda, dan kita juga dijajah oleh Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Jepang. Kita bersusah payah agar terlepas dari
penjajahan yang sangat kejam itu, negara yang terdiri dari beberapa
pulau yang tersebar dapat bersatu dan menyatukan faham kesatuan agar
dapat melawan penjajah. Tidak henti-hentinya pejuang kita berusaha
melawan para penjajah. Tidak sedikit yang menjadi korban dan
meninggal di medan pertempuran. Namun itu semua hanya demi tanah air
atau bumi pertiwi kita.
Namun rasa kekeluargaan
dalam persatuan dan kesatuan kita semakin luntur dan bahkan
menghilang. Dahulu kita bertempur dan bertarung melawan penjajah,
namun saat ini kita malah sering bertempur, tawuran sesama warga
negar Indonesia. Dapat kita lihat saat-saat ini banyak
generasi-generasi kita yang terlibat tawuran,padahal hanya
permasalahan sepele. Tidak SMP, SMU, Mahasiswa, masyarakat mereka
hanya mengandalkan ego dan otot mereka tanpa memiliki rasa sabar,
jiwa besar, lapang dada. Sangat mudah memprofokasi masyarakat kita,
hanya dengan kata-kata spele saja mereka dapat saling menjatuhkan,
memukul, bahkan saling membunuh.
Dimana sikap kekeluargaan
kita, sikap tenggang rasa kita, apakah nilai-nilai norma sudah luntur
bahkan menghilang dari hati masyarakat kita? Banyak dari kita saling
mengolok-olok saling mengejek karena hal-hal tidak penting. Padahal
yng kita peributkan itu biasa-biasa saja. Banyak orang kehilangan
rasa sopan santun mereka, pada yang lebih tua tidak menghormati,
sedangkan yang lebih tua tidak menghargai yang lebih muda.
Dimana para anak kecil yang seharusnya masih polos sudah tahu hal
yang seharus tidak ia ketahui. Dimana para anak-anak SD yang sudah
mulai berani membantah orangtua. Dimana para murid remaja sudah
melupakan kewajibannya dan berbuat hal-hal yang dilarang. Dan
parahnya, hampir di seluruh Indonesia ini, tidak dapat bersatu.
Mereka membeda-bedakan, dari hal-hal seperti agama dan bahkan sampai
warna kulit. Sungguh menyedihkan. Mana persatuan di negara kita? Jika
terus begini, bangsa Indonesia tak akan bisa menjadi negara yang
lebih baik bahkan semakin jatuh dari tempatnya.
Sekarang
apakah perjuangan para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya
akan diisi dengan hal-hal yang seperti ini? Kita, para pemuda bangsa
Indonesia, seharusnya mau menghargai dan memperjuangkan isi dari
Sumpah Pemuda. Kita sebagai generasi muda, penerus bangsa, seharusnya
mau mangamalkan pancasila dan berusaha membawa negara ini menjadi
yang lebih baik nantinya. Tetapi, apakah itu akan terjadi? Jawabannya
ya dan tidak, semuanya itu tergantung dari perbuatan kita sekarang
dan masa depan. Apakah kita akan berusaha demi negara ini atau tidak?
Bila kita ingin berusaha lakukanlah yang terbaik. Perjuangkanlah
negara ini dengan jiwa dan raga.
Cara Mewujudkan Persatuan dan
Kesatuan INDONESIA
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam
di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan,
kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia,
tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti binatang,
tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu
sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak
berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin
dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera,
aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti “salam”
[damai] saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak
hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal
perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan
betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam”
dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar
merupakan perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan
dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara yang baik, damai,
persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan
dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan,
kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya
memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin.
Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan
dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang
kian kompetitif.
Untuk dapat memacu diri, agar terbina
persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu
dilakukan:
Berorientasi ke depan
dan memiliki perspektif kemajuan.
Bersikap realistis,
menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.
Bersedia terus
belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
Selalu membuat
perencanaan.
Memiliki keyakinan,
segala tindakan mesti konsekuensi.
Menyadari dan
menghargai harkat dan pendapat orang lain.
Rasional dan percaya
kepada kemampuan iptek.
Menjunjung tinggi
keadilan. Dan,
Berorientasi kepada
produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
Sumber:
UNIVERSITAS
GUNADARMA DEPOK
TEKNIK
INFORMATIKA ‘12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar