Jumat, 31 Mei 2013

Persatuan Dan Kesatuan Mulai Pudar, Mengapa?

Persatuan dan kesatuan mulai pudar, mengapa..?

Pudarnya Persatuan dan Kesatuan INDONESIA

Dahulu kita terjajah selama dua setengah abad oleh belanda, dan kita juga dijajah oleh Portugis, Spanyol, Inggris, dan Jepang. Kita bersusah payah agar terlepas dari penjajahan yang sangat kejam itu, negara yang terdiri dari beberapa pulau yang tersebar dapat bersatu dan menyatukan faham kesatuan agar dapat melawan penjajah. Tidak henti-hentinya pejuang kita berusaha melawan para penjajah. Tidak sedikit yang menjadi korban dan meninggal di medan pertempuran. Namun itu semua hanya demi tanah air atau bumi pertiwi kita.

Namun rasa kekeluargaan dalam persatuan dan kesatuan kita semakin luntur dan bahkan menghilang. Dahulu kita bertempur dan bertarung melawan penjajah, namun saat ini kita malah sering bertempur, tawuran sesama warga negar Indonesia. Dapat kita lihat saat-saat ini banyak generasi-generasi kita yang terlibat tawuran,padahal hanya permasalahan sepele. Tidak SMP, SMU, Mahasiswa, masyarakat mereka hanya mengandalkan ego dan otot mereka tanpa memiliki rasa sabar, jiwa besar, lapang dada. Sangat mudah memprofokasi masyarakat kita, hanya dengan kata-kata spele saja mereka dapat saling menjatuhkan, memukul, bahkan saling membunuh.

Dimana sikap kekeluargaan kita, sikap tenggang rasa kita, apakah nilai-nilai norma sudah luntur bahkan menghilang dari hati masyarakat kita? Banyak dari kita saling mengolok-olok saling mengejek karena hal-hal tidak penting. Padahal yng kita peributkan itu biasa-biasa saja. Banyak orang kehilangan rasa sopan santun mereka, pada yang lebih tua tidak menghormati, sedangkan yang lebih tua tidak menghargai yang lebih muda. Dimana para anak kecil yang seharusnya masih polos sudah tahu hal yang seharus tidak ia ketahui. Dimana para anak-anak SD yang sudah mulai berani membantah orangtua. Dimana para murid remaja sudah melupakan kewajibannya dan berbuat hal-hal yang dilarang. Dan parahnya, hampir di seluruh Indonesia ini, tidak dapat bersatu. Mereka membeda-bedakan, dari hal-hal seperti agama dan bahkan sampai warna kulit. Sungguh menyedihkan. Mana persatuan di negara kita? Jika terus begini, bangsa Indonesia tak akan bisa menjadi negara yang lebih baik bahkan semakin jatuh dari tempatnya.

Sekarang apakah perjuangan para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya akan diisi dengan hal-hal yang seperti ini? Kita, para pemuda bangsa Indonesia, seharusnya mau menghargai dan memperjuangkan isi dari Sumpah Pemuda. Kita sebagai generasi muda, penerus bangsa, seharusnya mau mangamalkan pancasila dan berusaha membawa negara ini menjadi yang lebih baik nantinya. Tetapi, apakah itu akan terjadi? Jawabannya ya dan tidak, semuanya itu tergantung dari perbuatan kita sekarang dan masa depan. Apakah kita akan berusaha demi negara ini atau tidak? Bila kita ingin berusaha lakukanlah yang terbaik. Perjuangkanlah negara ini dengan jiwa dan raga.

Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan INDONESIA

Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti “salam” [damai] saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif.

Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan.
Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.
Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
Selalu membuat perencanaan.
Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.
Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.
Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek.
Menjunjung tinggi keadilan. Dan,
Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.


Sumber:



UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK

TEKNIK INFORMATIKA ‘12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar