Hubungan angka kelahiran dengan tingkat
kesejahteraan
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude
birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Secara matematika, angka ini bisa
dihitung dengan rumus CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah kelahiran
pada tahun tersebut dan p adalah jumlah populasi saat
penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat
kematian untuk menghasilkan angka tingkat
pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya
tidak melibatkan angka perpindahan penduduk (migrasi).
Indikator lain untuk mengukur tingkat kehamilan
yang sering dipakai, tingkat kehamilan total. Rata-rata jumlah anak
yang terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya. Secara umum, tingkat kehamilan
total adalah indikator yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR,
karena tidak terpengaruh oleh distribusi usia dari populasi.
Tingkat kehamilan cenderung lebih tinggi di
negara yang ekonominya kurang berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan
ekonominya tinggi.
Metode
lain untuk menghitung tingkat kelahiran
·
General fertility rate (GFR) – mengukur setiap
angka kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 45 tahun.
·
Standardised birth rate (SBR) – membandingkan
struktur usia-jenis kelamin.
·
Total fertility rate (TFR) – jumlah rata-rata
anak yang diperkirakan akan dilahirkan seorang wanita sepanjang usia
produktifnya untuk melahirkan.
·
Kebijakan pro-natalis dan anti-natalis dari pemerintah.
·
Tingkat aborsi.
·
Struktur usia-jenis kelamin yang ada.
·
Kepercayaan sosial dan religius - terutama
berhubungan dengan kontrasepsi.
·
Tingkat buta aksara pada wanita.
·
Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada teorinya
ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk membiayai
lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat menurunkan tingkat
kelahiran).
·
Tingkat kemiskinan - anak-anak dapat dijadikan
sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga
kerja anak).
·
Angka Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat
mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.
·
Urbanisasi.
·
Homoseksualitas - pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya
tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya.
·
Usia pernikahan.
·
Tersedianya pensiun.
·
Konflik.
Kesejahteraan
atau sejahtera dapat memiliki empat arti, yaitu:
1.
Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan
yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam
keadaan sehat dan damai.
2.
Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.
Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (ekonomi
kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.
3.
Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam ide negara sejahtera.
4.
Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang
dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial,
tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima
untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan
biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti
sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau
kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus
penerima dana bahkan diharuskan bekerja, dan dikenal sebagai workfare.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi
pertambahan jumlah penduduk:
·
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja.
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka
diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula
diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir
dalam bidang kependudukan.
·
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan
kependudukan.
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari
laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara
sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
·
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program
transmigrasi.
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang
memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat
tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia.
·
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber
makanan.
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai
persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah
diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan
daerah lainnya.
Hal-hal
yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk:
·
Menggalakkan
program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
·
Menunda masa
perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan
penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan
tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas,
morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat
mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang tepat sasaran.
Sumber:
UNIVERSITAS
GUNADARMA DEPOK
TEKNIK
INFORMATIKA ‘12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar