Ketika saya menulis artikel tentang etika beronline ini timbul di
pikiran saya, kira-kira bagi anak-anak zaman sekarang penting gak sih
bahas yang seperti ini..? Ya kalau menurut saya sih penting-penting saja mengingat
kadang kala kita suka menyepelekan etika beronline tersebut. Dan kenapa
harus remaja..? Karena menurut saya penting memperkenalkan etika beronline
pada masa-masa itu.
Remaja sekarang dengan remaja jaman dulu sudah memiliki gaya hidup (lifestyle)
yang beda khususnya dalam berteknologi. Apalagi sekarang akses internet
sudah sangat mudah dan ada di mana-mana, di tambah lagi internet sudah
bisa diakses lewat hp, smartphone, laptop atau Ipad. Kalau dulu, laptop
adalah barang yang “lumayan” mewah, sekarang pada rame-rame beli
laptop. Ini apalagi kalau bukan pengaruh kehadiran internet. Kalau dulu
internet cuma identik dengan search engine, e-mail, chatting, dan game online, sekarang lagi booming Social Networking
yang serasa udah jadi dunia sendiri di dunia maya. Memang sih dulu
Friendster sempat jadi tren, tapi sekarang Facebook seakan-akan menjadi killer application di internet. Selain itu Twitter juga menjadi social networking yang menjadi tren juga. Sampai-sampai nih, provider internet pun tidak mau kalah berlomba-lomba menawarkan paket internet cepat dan murah.
Mari kita mulai dengan membahas Facebook, karena sebagian besar
remaja pasti udah kenal sama aplikasi yang satu ini. Saya baru tahu dari
sebuah berita, kalau ternyata Indonesia pengguna Facebook terbesar
kedua di dunia. Wew, mungkin karena Facebook itu cocok dengan kultur
Indonesia yang suka berinteraksi satu sama lainnya. Facebook sebagai
sebuah teknologi tentu ada dampak positif dan negatifnya tergantung
siapa yang menggunakan. Banyak orang yang sukses membangun relasi kerja
dengan FB, tapi banyak juga orang bermasalah gara-gara FB. Tak jarang
kasus remaja bermunculan gara-gara FB. Yang dari penculikan lah,
pencemaran nama baik lah, dikeluarkan dari sekolah gara-gara status yang
jelek lah, dan masih banyak lagi.
Inilah pentingnya pemberian materi etika online pada pendidikan IT
terutama di sekolah-sekolah atau paling tidak di komunitas-komunitas
kemahasiswaan. Jadi mata pelajaran/kuliah IT gak melulu tentang dunia
komputer, tapi perlu juga tentang beretika tentang penggunaan
teknologi. Memang benar sangat penting membuat pelajar melek IT untuk
bisa menunjang prestasi belajarnya, tapi percuma saja jika mereka
memanfaatkan IT untuk hal-hal yang melanggar norma kita. Contoh kecilnya
saja, mengupload foto pribadi yang terlalu vulgar, update status Facebook dengan kata-kata kotor, atau caci maki yang tidak seharusnya diungkapkan di sana. Gak hanya di social networking
sih, nulis sesuatu yang berbau adu domba SARA di dalam blog atau forum
itu harusnya gak boleh. Oke, mungkin kita beranggapan kalo “itu kan di dunia maya” tapi justru dari sana bisa berakibat buruk di dunia nyata. Makanya saya sering bilang sama teman-teman saya, bahwa “Internet is a tool”
jadi internet itu hanya merupakan sebuah alat, yang nantinya dapat pula
berakibat pada dunia nyata. Artinya jadi segala perbuatan kita di
internet, entah itu perbuatan baik ataupun buruk konsekuensinya adalah
di dunia nyata kita alami.
Oke tadi kita sudah bahas pelajaran penting dari dunia online yang
dapat berakibat pada dunia nyata. Nah, sekarang saya akan kasih sedikit
tips etika beronline tersebut. Chatting, berkirim email, social networking merupakan “pekerjaan”
rutin sehari-hari kita. Yup, karena kini komunikasi dan sosialisasi
dengan orang lain lebih banyak dilakukan via online seperti yang tadi
telah disebutkan. Itu artinya, harus tetap memperhatikan etika saat
menggunakan internet.
Karena pentingnya persoalan etika di internet tersebut, Joseph A
DeVito (Seorang Profesor Komunikasi) sampai membuat rumusan rambu-rambu
yg disebut Netiquette. Terinspirasi dari sana, maka saya menyusun
poin-poin penting yang harus diperhatikan sebelum internetan:
- Jangan gunakan huruf kapital dalam seluruh kalimat, seperti “PULANG SEKOLAH KETEMUAN atau PULANG BARENGAN SAMA DIA (E**O)? NAJIS.” Karena itu sama artinya dengan berteriak, dan orang lain bisa tersinggung. Hindari juga penggunaan font warna merah yang menggambarkan amarah.
- Untuk email resmi, seperti mengirim tugas ke guru/dosen, gunakan bahasa yang lebih formal. Jangan lupa ucapkan salam di awal, terima kasih di akhir email dan sertakan nama kita.
- Jika mengirim email, tulis subjeknya. Biar tidak terkesan asal dan untuk memudahkan Si Penerima menyortir pesan. Bayangkan saja jika kalau kita sering kirim-kiriman email tugas beberapa mata pelajaran/kuliah ke teman tanpa subjek. Pasti, dia akan kebingungan saat akan mencari tugas mata pelajaran/kuliah tertentu.
- Sebelum bertanya ke situs tertentu, baca dulu menu FAQs (Frequently Asked Questions), supaya kita nggak mengulang pertanyaan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- YANG SATU INI PENTING! Penggunaan social media bukan untuk menggosip panjang lebar dengan teman. Kalau seperti itu, mendingan di pesan pribadi (private message) saja.
- Jangan kirim broadcast message yang segmented ke semua teman atau men-tag foto ke semua orang di friend list. Bisa bikin penerima yg tidak terkait dengan topik yang dibahas jadi kesal atau sebal.
- Be nice with newbies. Kalau ada anggota baru dalam forum situs tertentu atau mailing list yang kamu ikuti, jangan mengintimidasi. Wajar kalau dia belum terlalu nyambung atau tahu aturan dalam grup. Justru, kamu yang bisa membantu dia.
- INI JUGA PENTING! Hindari “perang kata-kata” di internet dengan orang lain dan jangan pernah menggunakan kata-kata kasar.
- Mem-forward pornografi atau konten yang menyerang orang lain, termasuk bersalah di mata hukum, lho!
Pembekalan etika berteknologi ini sebenarnya gak harus pada saat
remaja sih. Sejak umur anak-anak juga bisa, cuma masa remaja itu kan
masa pencarian jati diri sehingga perlu adanya bimbingan seperti hal
tersebut. Bila di sekolah-sekolah, peran guru IT sangat diperlukan. Saya
sih gak tahu kurikulum pendidikan IT di sekolah kayak gimana, kalau hal
etika tidak ada maka pembimbing IT perlu menambahkan materi ini. Begitu
juga di dunia kampus, yang mungkin di antara kita ada yang kuliah di
jurusan IT maka peran dosen IT sangat diperlukan, begitupun juga
komunitas-komunitas IT yang dapat memberikan ceramah-ceramahnya tentang
etika beronline kepada mahasiswa-mahasiswi pada umumnya.
Sumber: ruangfreelance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar